Bukan video call atau mobile tv, tapi ternyata Facebook-lah yang berhasil menyelamatkan investasi 3G milik PT XL Axiata Tbk. Hal tersebut dijelaskan Hasnul Suhaimi, President Director XL, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara XL dan Ericsson. Padahal implementasi 3G tersebut telah dilakukan sejak 2006, namun baru bisa mencapai titik balik pada 2009, ketika Facebook sedang sangat digandrungi.
Berkaca dari pengalaman tersebut, XL menjadi lebih berhati-hati ketika hendak mengadopsi LTE. Bersama Ericsson, XL rencananya akan mengadakan kajian bersama sebagai persiapan uji coba LTE. Uji LTE sendiri masih belum dapat dilakukan karena masih terkendala soal regulasi pemerintah terkait frekuensi yang akan digunakan untuk LTE ini, jelas Dian Siswarini, Director of Network Services XL.
Kajian ini menurut Suhaimi, akan mempelajari mengenai teknologi LTE, kemungkinan penggunaan oleh pelanggan, kecepatan, dan penelitian pasar. Dengan adanya kajian pendahulu seperti ini, diharapkan implementasi LTE akan berjalan lebih cepat ketimbang pendahulunya. Dari pengalaman Ericsson sebagai perusahaan infrastruktur komunikasi terbesar, penyediaan layanan mobile broadband yang terjangkau akan menjadi faktor penarik pelanggan yang baik.
Uji coba yang rencananya akan berlangsung selama 3-6 bulan ini, diperkirakan akan mulai dilaksanakan pada semester dua tahun ini. Untuk melaju ke pagelaran komersil. Siswani menyebutkan pihaknya dan Ericsson terkendala dengan kesiapan lingkungan. Baik dari sisi regulasi seperti telah disebutkan sebelumnya, ketersediaan terminal, ketersediaan perangkat, juga kesiapan pasar. Jadi sepertinya kita masih harus bersabar sebelum dapat mencicipi teknologi broadband yang berjalan di perangkat bergerak, dengan klaim mampu menembus kecepatan unduh hingga 150 Mbps ini.